Wednesday, November 24, 2010

Presean Warisan Budaya Sasak

Presean adalah merupakan salah satu dari sekian banyak warisan kekayaan budaya di Gumi Lombok Sileparang. warisan budaya yang satu ini tergolong unik dan mempunyai daya tarik yang luar biasa dibidang pariwisata baik lokal maupun manca Negara.disamping unik presean juga terbukti dapat memacu adrenalin, bagaimana tidak?untuk mengikuti presean dibutuhkan cukup keberanian untuk menghadapi rasa sakit terkena pukulan lawan menggunakan senjata rotan yang berlapis aspal. tidak sedikit dari mereka yang ikut di ajang presean ini mendapatkan luka memar(bilet=sasak) dan bahkan mengeluarkan darah. presean berlangsung selama tiga ronde dengan pada masing-masing ronde berdurasi 3 menit. presean akan dihentikan dan pemain dikatakan kalah ketika mengluarkan darah dari kepala (bocor).

berbahaya bukan..??lalu kenapa orang sasak berani??apa imbalan yang diberikan..?? saya sendiri pernah menanyakan kepada seorang pepadu (petarung presean, petarung kawakan, pendekar) ketiga pertanyaan tersebut, dengan santai beliau menjawab "selalu ada bagian sakit dan berbahaya yang akan kita hadapi didalam hidup begini salah satu cara untuk mengatasi takut akan bahaya, dan imbalan?saya tidak mengharapkan imbalan, tapi begini cara saya menghargai budaya dan kebangga'an saya, saya bangga berdiri dengan sarung di depan orang-orang dan menunjukkan saya berani" bahkan beberapa dari mereka mengaku, mereka tidak merasakan sakit ketika diarena bahkan dengan luka memar (bilet) yang banyak sekalipun.


Presean bukan ajang pukul pukulan, adu berani, unjuk gigi, akan tetapi banyak pesan moril yang sangat dalam yang disampaikan terutama jiwa sportifitas yang tinggi dan persabatan. pertandingan antar pepadu hampir tidak pernah menyisakan dendam walaupun menyisakan bekas luka dimasing-masing badan,  pertandingan presean biasanya berakhir dengan berpelukan dan mempererat persabatan, bahkan ketika selesai bertanding tidak jarang dari para pepadu saling mengundang untuk mendatangi rumah masing-masing sambil membicarakan tentang pertandingan mereka di arena dengan akrab dan senyum sembari menikmati segelas kopi.

Presean, Fight again the inside

Pepadu, Fight no enemies but himself.

Satu rasa yang sangat kuat yang tertanam dihati saya saat itu melihat para pepadu bertarung sambil sesekali menampilkan tarian dengan gerakan khas Lombok.  Saya bangga menjadi bagian dari para pepadu itu, Bangga menjadi anak Lombok.

Pepadu bukan tukang pukul yang menyakiti orang, akan tetapi pepadu orang yang mampu menguasai dan mengontrol amarahnya. dia memperlihatkan jiwa professional ketika diarena, ini ditunjukkan dari caranya menghadapi lawan dengan sekuat tenaga, segenap kemampuan dan dengan pukulan mematikan, namum sekejap setelah selesai di arean Pepadu menunjukkan senyum termanis penghapus luka dan penyayang kepada sesama.

Ayo Anak Lombok, cintai apa yang telah leluhur kita wariskan kepada kita.

Ayo kita jadi Pepadu...

0 komentar:

Post a Comment

Blog ini bersifat DoFollow. silahkan tinggalkan komentar yang sesuai dengan konten artikel. komentar yang tidak perlu akan kami hapus. Terima Kasih Atas Kunjungannya.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More