Monday, March 5, 2012

Melihat sawah berbackround Rinjani di Tetebau


Jika di Bali ada Ubud yang sangat terkenal dengan keindahan Terraceringnya, maka di Lombok ada Desa Tetebatu yang menyuguhkan pemandangan terracering ala Ubud di Bali. Wisata ini sangat cocok untuk Anda yang menginginkan sensasi relaksasi di Alam.  
Berada pada ketinggian 600 meter diatas permukaan laut dengan surface yang subur dan ekosistem yang terjaga, serta menyimpan begitu banyak nilai sejarah ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi Desa Tetebatu. Desa Tetebatu lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan asing terutama yang berasal dari Belanda, ini sangat dekat kaitannya dengan Sejarah dan penginggalan-peninggalan masa Pemerintahan Kolonial Belanda yang hingga saat ini masih terjaga dengan baik. Awalnya Desa Tetebatu adalah lokasi perkebunan dan tempat berlibur Prof. Dokter Soedjono, dokter pertama di Pulau Lombok yang diutus oleh pemerintah kolonial Belanda untuk memberantas kolera pada tahun 1910.
Beliau seringkali mengundang teman, kerabat juga petinggi pemerintahan Kolonial Belanda saat itu untuk berkunjung dan menikmati suasana tentram di kawasan hutan tetebatu, kini kawasan hutan dan bangunan yang dibuat oleh Dr. Soedjono masih tetap utuh, oleh pewarisnya dijadikan sebagai penginapan, nama penginapan tersebut diambil dari nama Prof. Dr. Soedjono.
Tetebatu terkenal dengan masyarakat tradisionalnya yang ramah dan keindahan pemandangan sawah yang khas, model sawah yang berkelok mengikuti  kontur tanah perbukitan.  Anda dapat melihat garis-garis sawah tersebut dengan jelas dari berbagai sisi, karena terdapat beberapa bukit-bukit kecil yang dapat dinaiki sebagai tempat untuk melihat pemandangan sawah dan aktifitas petani. Pakaian petani Desa yang khas dengan warna kontras berpadu dengan hijau sawah berbackground Gunung Rinjani menjadi kombinasi pemandangan yang unik dan dramatic.
Selain pemandangan sawah, keindahan hutan di Tetebatu juga tidak kalah menarik, ini dapat Anda nikmati begitu Anda puas melihat sawah berbackground Rinjani. Terdapat satu kawasan Hutan Monyet (monkey forest) yang sering dijadikan kawasan jalan-jalan, kegiatan ini biasanyan diprogramkan satu paket dengan jalan-jalan disawah oleh para penyedia tour di kawasan penginapan Tetebatu. Hutan tersebut berada dibagian utara Desa Tetebatu, untuk ini Anda membutuhkan seorang Guide atau bisa meminta warga setempat menemani Anda berjalan-jalan melintasi Hutan, tentunya dengan memberikan sejumlah rupiah berkisar Rp. 30.000-50.000. Nyanyian merdu ratusan spesies burung adalah ucapan selamat datang pertama untuk Anda ketika memasuki kawasan hutan, jejeran pohon tertata rapi dan pertunjukan sirkus gratis kera-kera penghuni hutan bisa jadi akan membuat Anda betah berlama-lama, jika beruntung Anda akan melihat lutung (kera hitam ber-ekor panjang) yang juga bukan merupakan pendatang baru di Hutan ini.
Anda pasti lapar setelah berjalan-jalan melintasi hutan, saatnya mencoba masakan jamur khas Tetebatu. mampirlah di tempat budidaya jamur tiram milik Roro Neni di kawasan penginapan Wisma Soedjono. disini Anda bisa memesan masakan jamur khas tetebatu, harganya lumayan terjangkau sekitar Rp. 20.000-30.000/porsi, jika penasaran tentang cara memasaknya, Anda diperbolehkan ikut masuk dan melihat proses memasaknya. Hanya berjarak beberapa meter saja dari dapur, Anda dapat melihat tempat pemrosesan penyemaian bibit jamur hingga dimasukkan ke baglock (tempat jamur tumbuh) yang kesemuanya tidak dirahasiakan alias Anda juga boleh ikut nimbrung.
Desa Tetebatu berjarak sekitar 60KM dari Pusat Kota Mataram, untuk menuju kesana tersedia angkutan umum yang beroperasi sampai dengan pukul 16.00WITA. Jika berangkat dari Mataram, naiklah Bis Mini (Enkel) jurusan Masbagik, mintalah kernetnya menurunkan Anda di Paok Motong (ongkos Rp. 15.000), dari paok motong naik bemo atau mobil carry menuju ke Kotaraja(ongkos Rp. 5000), di kotaraja hanya ada cidomo/cikar dan ojek, Anda hanya akan membayar Rp. 5000 untuk angkutan tradisional unik ini untuk sampai ke Tetebatu. Jika menggunkan kendaraan pribadi jalur terbaik adalah Terare-Kotaraja-Tetabatu, ditempuh dalam waktu sekitar 60 menit.

1 komentar:

Salam kenal dan salam persahabatan. Apa kabar gan? Numpang lewat nih. Pemandangannya bagus loh, alam yang indah. Saya tunggu kunjungan baliknya di: OBYEKTIF.COM trims.

Salam kompak:
Obyektif Cyber Magazine
(obyektif.com)

Post a Comment

Blog ini bersifat DoFollow. silahkan tinggalkan komentar yang sesuai dengan konten artikel. komentar yang tidak perlu akan kami hapus. Terima Kasih Atas Kunjungannya.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More