Saturday, May 7, 2011

Mutiara NTB menuju pasar dunia

mutiara lombok - lombok pearl
mutiara Lombok - Lombok pearl
Mutiara merupakan salah satu komuditi unggulan Indonesia yang pembudidayaannya banyak dilakukan di NTB. Dan kualitas mutiara NTB dikenal sebagai yang terbaik di dunia, ujar Dirjen Pemasaran DepBudpar, Sapta Nirwandar. Dan selama ini mutiara sudah menjadi ikon NTB. Karena itulah NTB berambisi untuk menjadi pasar mutiara dunia. Jika ini berhasil, maka baru inilah satu-satunya pasar internasional mutiara di dunia. “Secara umum mutiara NTB memiliki keunggulan komparatif. Perairan NTB merupakan hamparan mutiara” Kata Ali Syahdan, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi NTB.
Dilihat produksi mutiara NTB yang rata-rata 600 kg/tahun, daerah ini siap menjadi tuan rumah pasar mutiara dunia. Karena berapa pun kebutuhan mutiara mnurutnya bisa dipenuhi. Tinggal menunggu pasar, persedian mutiara siap kapan saja, lanjutnya. Sebanyak 36 perusahaan mutiara, tiga diantaranya perusahaan asing, tersebar di Pulau Lombok dan Sumbawa. Dari sekitar 2000 lokasi budi daya mutiara di seluruh NTB, sudah termanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan mutiara yang ada. Lokasi-lokasi yang masih bisa dikembangkan untuk pembudidayaan mutiara adalah Lombok Tengah, Daerah Lombok Selatan, Sumbawa Barat, Teluk Saleh, Kilo, Wera.
    Mutiara mulai dikembangkan di NTB sejak tahun 1990-an. Pada waktu itu, ada pihak dari Jepang menganggap kualitas air laut dan tawar di NTB sangat cocok untuk budidaya mutiara. Posisi NTB yang strategis, terutama Pulau Lombok khususnya, yang berada di lintas perdagangan Internasional akan menjadi pertimbangan konsumen, memudahkan mereka untuk membeli secara langsung mutiara yang asli. Apalagi industri mutiara di NTB dilakukan dari hulu ke hilir yakni mulai dari pembudidayaan sampai ke produk jadi semuanya dilakukan di daerah ini.
    Kualitas terbaik yang dimiliki oleh mutiara NTB ini, tidak terlepas dari kondisi perairan NTB yang sangat potensial dan cocok untuk pembudidayaan mutiara. Karena, budidaya mutiara tergantung sungguh pada kondisi perairan yang sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan serta kualitas mutiara yang dihasilkan. “Lokasi sepanjang perairan di NTB rata-rata cocok untuk budidaya karang mutiara” kata DR. Sigit A.P Dwiyono dari LIPI UPT Loka Pengembangan Bio Industri Laut Mataram.
    Hal senada diungkapkan DR. Syachrudin AR, peneliti dan pengembang kerang mutiara, sirkulasi atau penggantian air dari Samudera Indonesia sangat bagus, sehingga pertumbuhan plankton dan zooplankton sebagai bahan makanan siput di perairan NTB, tersedia cukup banyak. “Jika makanan siput bagus, maka mutiara yang dihasilkan nantinya akan bagus juga,” katanya. Kebetulan, lanjutnya, perairan NTB sangat mendukung untuk itu. Tiga selat yang dimiliki NTB, Selat Alas, Selat Lombok dan Selat Sape juga menjadi faktor yang sangat potensial sebagai tempat budidaya mutiara karena terlindung dari gelombang.
    Pembibitan kerang mutiara sangat bagus jika dilakukan di teluk, sementara untuk pembudidayaannya lebih bagus dilakukan di perairan lepas, yang sirkulasi airnya baik, kata Sigit. Budidaya kerang mutiara sendiri, menurutnya, dilakukan mengingat jika melulu mengandalkan persediaan alam, maka lama-kelamaan kerang mutiara akan berkurang, bahkan habis. Sedangkan, permintaan pasar akan mutiara cenderung meningkat.
    Lokasi budidaya mutiara di NTB, meliputi daerah-daerah pesisir seperti Gili Gede (Pelayan, Bolangis), Gili Asahan (Labuhan Poh), Teluk Sire Lombok Barat, Sembelia Lombok Timur, Tanjung Bero, Teluk Mapin, Pulau Moyo dan Teluk Saleh, Sumbawa, Kwangko/Kempo, Teluk Sanggar, Dompu dan Teluk Sape serta Teluk Waworada, Bima.
    Budidaya kerang mutiara sangat penting dilakukan mengingat tidak seimbangnya kebutuhan dengan persediaan alam. Juga karena tingginya nilai ekonomis kerang mutiara tersebut, membuat orang mengambil kerang tanpa memikirkan dampak negatif terhadap populasi kerang itu sendiri. “Kalau kerang terus diambil, maka populasinya di alam akan berkurang bahkan bisa punah” ungkap Syachrudin.
    Mutiara yang dihasilkan secara alami bentuknya tidak akan beraturan atau sangat sulit mendapatkan yang berbentuk bulat. Tapi dengan campur tangan manusia, mutiara bisa dibentuk sesuai keinginan. Mutiara terbentuk, akibat adanya rangsangan benda asing yang masuk ke dalam mantel kerang mutiara baik secara buatan maupun alami. Benda asing tersebut terperangkap di dalam kerang dan tidak bisa keluar.
    Untuk menghilangkan rasa sakitnya, karena mutiara akan mengeluarkan cairan lendir untuk melapisi benda asing tersebut agar menjadi licin sehingga dapat terbebas dari rasa sakit. Semacam cara membuat hidupnya nyaman. Mantel karang mutiara memiliki sel-sel aktif yang dapat menghasilkan zat-zat lendir yang akan mengeras menjadi mutiara. Lapisan yang terbentukmemiliki warna, bentuk, ketebalan dan ukuran yang berbeda-beda, tergantung dari faktor eksternal maupun internal. “Nah, di sinilah kita bisa melakukan rekayasa itu,” kata Syachrudin.
    Dengan memasukkan benda-benda asing berupa nucleus (terbuat dari tulang ikan yang dihancurkan dan dibentuk bulatan) ke dalam kerang mutiara, maka akan menghasilkan mutiara yang bentuknya bulat. Kerang akan mengeluarkan lendir terus-menerus untuk melapisi, mengikuti bentuk benda asing yang masuk. “Maka mutiara yang dihasilkan bentuknya akan bulat” ujar Syahrudin.
    Mutiara hasil budidaya dirangsang dengan nucleus dan seibo. Seibo adalah mantel dari kerang lain yang dipotong-potong dan penempatannya harus saling bersentuhan dengan siput di dalam kerang mutiara.


Sumber: http://ntbprov.go.id/baca.php?berita=376

0 komentar:

Post a Comment

Blog ini bersifat DoFollow. silahkan tinggalkan komentar yang sesuai dengan konten artikel. komentar yang tidak perlu akan kami hapus. Terima Kasih Atas Kunjungannya.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More